Sejujurnya saya sering
"terpana" melihat menu sarapan banyak orang di lingkungan kita.
Mereka mengirimkan foto-foto sarapan yang "berat", baik berat di
banyaknya jumlah makanan tersebut hingga berat dengan over nutrisi yang di
kandung pada makanan sarapan tersebut. Mereka seolah sarapan sekedar
menggugurkan rasa lapar dan tidak memikirkan dampak kesehatannya di kemudian
hari.
Jika kita bertugas sebagai chef
di rumah yang menyediakan menu sarapan bagi orang-orang yang kita sayangi
bagaimana? Apakah kamu termasuk juru masak yang memberikan makanan lengkap
untuk sarapan? Makanan dengan kandugan lemak, kolestrol dan gula seringkali
terlihat dalam menu sarapan orang Indonesia. Pagi-pagi sudah makan
goreng-gorengan bersama nasi putih yang tidak sedikit? Sungguh buat saya ini
sangat mengerikan. Apakah kamu mengetahui seberapa besar kandungan gula yang
terdapat pada nasi putih? Apalagi nasi putih yang biasa orang Indonesia pada
umumnya termasuk berlebihan.
Atau sebaliknya, apakah kamu
termasuk juru masak yang menyajikan sarapan hanya seteguk minuman demi
kepraktisan waktu dan tenaga?
Alhamdulillah, pada hari Selasa
(29 Januari 2019) saya berkesempatah hadir dalam acara Blogger Gathering yang
diselenggarakan oleh Nestum Indonesia. Siang itu Windy Cahyaning Wulan ,
Business Executive Officer Dairy Nestle Indonesia menuturkan fakta bahwa
sebanyak 51% orang Indonesia menyadari bahwa adalah sarapan adalah waktu makan
terpenting dalam sehari, tetapi sayangnya 76% orang yang mengonsumsi sarapan
belum memilih menu yang sesuai dengan golden standard breakfast, yaitu harus
terdiri dari makanan dan minuman. Bukan sekedar makanan atau sekedar minuman.