Showing posts with label Shopping Centre. Show all posts
Showing posts with label Shopping Centre. Show all posts

Wednesday, February 17, 2016

Makan Sore di Pizza Express Grand Indonesia

Sabtu, 06 February 2016 seusai mengikuti Beauty Talk and Workshop di Seibu Premier Lounge Grand Indonesia, saya merasa agak lapar. Memang belum sempat lunch, sedangkan waktu telah menunjukkan lewat pukul 15. Mengingat saya masih mengantongi beberapa voucher MAP dari hadiah lomba penulisan reportase acara Ngabuburit Sehat dan Cantik Bareng Dream.co.id dan Magasida, serta memotret makanan di salah satu aplikasi android, maka saya dan Owien menuju ke Pizza Express di lantai yang sama dengan Foodhall.

No wine, please :) Picture by Owien :D
Seingat saya, saya baru 2x membeli makanan di Pizza Express yang sebelumnya bernama Pizza Marzano. Pertama membeli di store-nya yang di Mal Kelapa Gading untuk dibawa pulang dan di makan di rumah. Kedua ya kali ini....
Seluruh pizza yang ada disini dibuat oleh tenaga ahli pizzaiolos yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 45 tahun. Menurut saya sih pizza disini memang lebih sehat dibandingkan pizza di toko sebelah, dan juga sepertinya nggak terlalu banyak daging olahannya. Asyiklah buat saya yang anti dengan daging asap, sosis dan daging olahan yang asal asulnya gak jelas.

Tiga jenis makanan kami pesan, yakni : 

Bruchetta Originale 
 @ Rp 32,000 ,-

Calamari
Rp 57,000 
Sienese Pizza 
Rp 80.000 ,-

Harga diatas belum termasuk Service Charge yang 5% berikut  PB1 10%, berarti total yang harus kami bayarkan adalag : Rp 198,660. Saya membawa voucher-nya hanya Rp 150,000, jadi sisanya saya bayarkan cash.
Kembali ke soal pizza, kenapa saya memilih pizza Sienese yang ber-topping spinach, bechamel sauce, mascarpone, mozzarella, chilli powder, grana padano chesse? Ya karena seperti yang sudah saya sebutkan diatas bahwa saya bukan penggemar daging olahan, tetapi saya juga bukan vegan. Lucuknya lagi, saya bukan penggemar sayuran, sehingga paduan di pizza yang satu ini terasa pas buat saya. Saya menyukai spinach jika dimasaknya sejenis ini, contoh lainnya adalah spinach quiche atau spinach fritata ala Anna yang suka saya buat di rumah.
Di Pizza Express juga menyajikan menu lainnya bagi vegetarian, antara lain : Mix Salad,  Margherita (Mozzarella,Tomato), Funghi Di Bosco (Portobello Mushrooms, Garlic Oil) dan Giardiniera (Artichokes, mushrooms, red peppers, santos tomato & pesto). 3 pizza tersebut adalah pizza classics yang original resepnya tidak berubah sejak tahun 1965! Masih ada lagi beberapa menu untuk vegetarian. Silakan menikmati ya...segera saya update menu apa saja yang saya makan jika saya kembali ke Pizza Express :)

Oh ya, satu hal yang saya kurang suka di Pizza Express Grand Indonesia, yaitu : nggak ada wifi! *Duh, sinyal pribadi juga 'no service'!
                                                                                                                                               

Monday, September 13, 2010

Icap Icip di Hari Kemenangan

Hari Raya Kemenangan 1431 H, masehinya 1- September 2010 sekaligus September Ceria bagi saya. Seperti tahun sebelumnya jika hari Raya di Jakarta setelah bermaafan kami laksana rombongan lenong keluarga pasti ke Taman Makam Pahlawan Kalibata. Yang jaga rumah pastinya ada dong, dan tahun ini 'ketambahan' Ibu yang nggak ke TMP karena kakinya yang masih recovery.
Dari TMP Kalibata saya naik Toyota Innova-nya keluarga Mbak Yoen dikemudikan Galuh menuju Pluit. Kami berdelapan (Saya,Galuh,Pandu,Mbak Nana,Owien,Asti,Aril,Dimas) bermaksud mencari suasana lain lebaran sambil ber-karaoke ria. Sampai di Pluit Junction, dengan suksesnya kami menemukan I-Sing Karaoke yang tutup sampai tanggal 16. Jadinya kita keliling Pluit Junction dan menyeberang ke Emporium Pluit.
Yang pasti, bukan Prajurit Kansas57 kalau pergi ke suatu tempat jika tanpa makan!

Sour Sally - Emporium Pluit
Keliling Emporium, cingak-cinguk di XXI tapi tidak tertarik dengan filmnya akhirnya kami memutuskan untuk nongkrong sambil makan. Area foodcourt full, jadi lebih baik ke Pluit Junction. Tiba-tiba Asti, Aril dan Owin menghilang. Yihaa, setelah ditelepon ternyata mereka nyangkut di Sour Sally. Kami-pun menghampiri mereka.
Di kedai Sour Sally Asti dan Aril tengah menikmati Pinklicious + Mix Mochi topping. Sedangkan Owien menikmati Twist Green Tea + Mix Mochi topping. Saya-pun icap icip kedua pesanan tersebut tanpa memesan lagi...hihihi...Oh ya, Sour Sally itu adalah U.S Premium Non-Fat Frozen Yogurt. Warnanya yang pastel hijau...maksudnya desain kedainya menarik mata. Segar! Selera saya banget! Yogurt-nya juga segar, en mudah-mudahan juga menyehatkan. Keterangan lainnya sih silakan cari ndiri ya, saya khan bukan PR or Marketingnya...hehehe. Cuma sedikit info, bahwa harga yang keponakan saya pesan @ Rp 28.000 ,- ( 1 topping ).Katanya sih ada 20 jenis topping yang kita bisa pilih, diantaranya Banana, Mango, Kiwi, Nata De Coco, Almmd, Strawberry, Choco Balls, Loacker, Fruity Febbles....dan....
Slluuurrrppp...huaaa jadi pengen lagi deh!Website Sour Sally juga lucu deh,walaupun jadi kurang informasi produk ;-)

Takoichi - Pluit Junction
Ini dia kedai Japanese Octopus Ball! Gurita?! Yap,buat yang doyan sama komik Jepang pastinya nggak asing dengan makanan yang satu ini. Pertama kali saya mencicipi hewan laut yang memiliki banyak tangan ini tahun lalu - di Lembang Jawa Barat, nyicip pesanannya Owien.
Nah kali ini saya memesan Yakiudon (Seafood), Mbak Nana memesan Yakiudon (Chicken) dan pesanan Asti Yakiudon (Beef).Sedangkan yang lainnya memesan Okonomiyaki. Kami saling icap icip deh. Semua makanan disajikan di box karton. Okonomiyaki menurut pendapat saya rasanya mirip Fu Yung Hai plus potongan - potongan kecil daging gurita yang ditaburi mayones. Masing-masing makanan yang kami pesan harganya @ Rp 28.000 ,-. Yang bayar Galuh...thanks ya,Gals...semoga bukan karena terpaksa. Makanan ala Jepang ini memang sedap disantapnya saat masih hangat. Kebalikan dari Sour Sally...hehehe
Oh ya, kami nggak pakai pesan minuman, kecuali Galuh yang memesan sebotol kecil air mineral.

Monday, May 3, 2010

Ayam Pengemis : Favorit Raja China


-->
Usai acara launching Pink Berry Club di MP Cipete dan nganter Sekar siaran KKPK di DFM Radio, kami melanjutkan perjalanan ke Sumarecon Mall Serpong melalui toll dari TB Simatupang.”Prajurit Kansas 57” yang berada dalam Tavera-nya Mas Tunggal adalah Mas Tunggal,Mbak Rita,Sekar, Seno plus ibu dan saya, tentunya. Sejak beberapa waktu lalu ibu saya memang ingin mencoba makan “Ayam Celengan”...maksudnya adalah “Ayam Pengemis” or “Beggar’s Chicken” – makanan pengemis yang akhirnya jadi favorit-nya sang Kaisar Tiong Hoa zaman dahulu kala. Ini menurut kisahnya lowwwh...
Begitu turun dari mobil kami langsung masuk restoran ‘Chicken Village’ yang terletak di “teras” SMS. Chicken Village berdesain unik yang hari itu (Minggu, 20 December 2009) bernuansa Natal begitu penuh. Tetapi tak sampai menunggu kami langsung mendapat tempat di dalam resto ber-quota “Tasty Heritage” untuk 6 orang. Pas! Daftar menu diberikan oleh waitress, terbaca makanan unggulan – yakni : Roasted Pipe Chicken (Ayam Pipa) seharga @ Rp 78.000 (full satu ayam) atau @ Rp 42.000 jika memesan ½ ekor ayam – Apple Chicken (Ayam Saos Apel) yang harganya sama dengan Ayam Pipa. Makanan unggulan satu lagi yang saat ini di-“bidik” oleh kami, adalah “Beggar’s Chicken” alias Ayam Pengemis seharga Rp 168.000 ,- Gak boleh pesan ½ dan sepertinya kalau siang itu kami kehabisan maka kami tidak akan makan di resto ini. Jauh – jauh dari Timur Jakarta emang ngincer menu yang satu ini khan...,tetapi sebentar lagi ‘Chicken Village’ akan membuka cabang di Kelapa Gading. Yap,kita tunggu deh!
Disamping ‘Ayam Pengemis’ kami memesan makanan lain,diantaranya Angsio Tahu dan Kepiting Telor Asin plus Udang Mayoinase...apa lagi ya??? Fokusnya hanya ‘Ayam Pengemis’ sih...hehehe,walau banyak aneka makanan yang ditawarkan disini, misalnya : beraneka jenis soup (Jagung Manis Ayam Cincang, Ayam Pedas ala Szechuan, Tahu dengan Seafood, Asparagus dengan Kepiting). Yang lebih ‘bernilai’ adalah Sup Hisit dengan Telor Kepiting yang dibandrol @ Rp 138.000 per-porsinya. Kalau nggak pesan ‘Ayam Pengemis’ boleh juga nih nyoba ;-D. Yang harganya dibawah Rp 20.000 ,- bisa pesan : Tauge Ikan Asin, Cai Miaw dengan Bawang Putih, Buncis Muda ala Singapore atau beraneka ragam Dim Sum. Menyediakan juga Bubur HongKong, kalau pesan Bubur Ayam dengan Jamur Hitam harganya @ Rp 16.800/porsi sampai Bubur Ayam dengan Kerang Putih @ Rp 22.800. Mau pesan sayuran? Bisa pesan Brocoli dengan harga @ Rp 32,800 atau Asparagus @ Rp 43.800. LOOOBSTTEEERR....pengeeeen! Berapa tahun yak daku gak makan Lobster laut? Dulu saya, Bwanna dan “Sang Mantan” pernah tuh masak bareng Lobster di flat kami di Penrose – Auckland. Mantaap banget! Lobster di Chicken Village harga-nya tergantung pasar. Hhmmm..nexttime ya ;-)
Beggar’s Chicken-pun terhidang dihadapan kami. Hihihi, jadi inget celengan ayam. Memang celengan ayam yang belum di-cat. Disajikan full dengan palu-nya, kemudian dipecahkan oleh waitress. Lalu terkuaklah ayam di dalam celengan tersebut. Katanya sih itu tanah liat, tapi setelah saya pegang dan pencet, seperti adonan tepung. Barangkali memang udah di modifikasi, bukan tanah liat betulan. Waitress-nya sih waktu ditanya bilang kalau itu beneran tanah liat. Kami menikmati hidangan tersebut, Ayam Pengemis terasa empuk dan herb-nya berasa banget. Nggak bisa dibandingin sama jenis makanan lain deh. Tidak manis, tidak pahit, tidak asin...rasanya “lurus-lurus aja”, pas banget deh! Komentar ibu,”Rasanya kok manis nggak – asin juga nggak – asam juga nggak ya?”. Nah, kalau komennya Mas Tunggal ,”Kok seperti ada rasa araknya ya?” Yang disahutin Mbak Rita,”Iya,tapi halal khan?”. Yang pasti sih kalau komen-ku emang berasa herb-nya gituh, ramuan China. Kalau menurut Chicken Village, The Taste of The Chicken is : AROMATIC, TASTY & TENDER.
Proses membuat Ayam Pengemis yang di Beijing disebut ‘Fu Guai Gai’ atau ‘Rich and Noble Chicken’ lumayan memerlukan waktu yang lama, bisa lebih dari 5 jam – bahkan saat bisa semalaman agar bumbu-nya meresap. Niat mencoba?? Kalau saya sih belum berniat...mendingan langsung makan ke restoran-nya ajalah ;-) Program jangka pendek saya adalah memasak ‘Ayam Kodok’. Kira – kira proses pembuatan Ayam Pengemis adalah : seluruh organ ayam dibersihkan dan dimasukkan bumbu-bumbu (China Herbs), wrapped ground lotus leafs, wrapped around clay and baked over low heat for hours. Resep lengkapnya, silakan cari di blog lain ya...nggak enak ati kalau copy paste.
Maap banget neh poto2nya belum bisa aku lampirkan lantaran poto2 yang aku buat dengan mata kepala dan tanganku sendiri belum sempat aku transfer, masih di hape CDMA-ku yang raiiib entah kemana.Yang pasti bukan ditangan pengemis. Semoga poto2 dan hapeku menjadi berkah untukku...sehingga aku tak perlu menjadi pengemis (halah,apa lagi neh! ;-p)

-->