Tepat seminggu atau sarapan ke-8 di Kafe Kalosi Lantai 3 Hotel Santika Makassar. Dari kamar 508 saya setiap hari meluncur sendirian ke tempat breakfast tamu menginap Hotel berbintang 3 ini. “Tuan Rumah” selalu menolak jika diajak atau ditawarkan breakfast di kafe tersebut. Entah “paranoid” atau memang nggak terbiasa breakfast itu bukan urusan saya ;-p Yang jelas saya selalu mengingatkannya untuk breakfast dan hari Minggu saya meminta salah satu waitress untuk mengantar makanan ke kamar-nya.
Penerima tamu berbaju Bodo sampai mengetahui nama saya, dikarenakan saya diminta mengisi angket dan menyerahkan kepadanya. Sejak itu saya dipanggil dengan embel-embel nama. Hari ke-6 saya sempat duduk breakfast bareng Laode, teman si “Tuan Rumah”. Hanya sebentar, Laode hanya minum Orange Juice dan beberapa roti/kue. Sedangkan saya sempat memesan beberapa makanan.
Setelah diamati, setiap hari makanan breakfast yang tersedia di Kafe Kalosi senantiasa berganti. Nasi-nya berganti antara Nasi Goreng (dengan berbagai variasi), Nasi Goreng Vegie, Nasi Goreng Curry, dll. Demikian pula dengan Bihun Goreng, Kwetiau Goreng atau Mie Goreng. Ayam juga diolah dengan beragam bumbu.
Tentunya saya mencoba ‘Coto Makassar’ di hari ke-2. Racikan daging dan ati sapi. Kata istrinya Bu Rahman sih rasa ‘Coto Makassar’ di hotel tentu berbeda dengan “yang asli”-nya, tetapi persepsi saya ‘Coto Makassar’ itu penuh dengan jeroan, jadi saya tidak berminat untuk mencoba “aslinya”.Yang di hotel-pun saya sudah wanti – wanti ke chef-nya agar hanya memberi daging dan hati sapi, tanpa jerohan lainnya. Kalau tidak salah saya ditawarkan jantung pula.
Ada menu khas daerah Sulawesi Selatan lain di Kafe Kalosi yang saya coba, yakni Barobbo yang menurut ‘juru racik’-nya merupakan makanan khas Palopo. Saat diperinci bahan-bahannya saya langsung oke! Dalam bahan untuk membuatnya nggak ada ‘pantangan’ untuk saya makan.
Tiba saat-nya menyantap Bubur Manado. Saya sempat 2x memesan Bubur Manado. Itu-pun setelah yakin dengan bahan yang mereka pakai, dengan pesan kepada juru masaknya,”Tolong sayur-nya sedikit aja yaaa…”. Setelah mencoba…ternyata segar juga Bubur Manado. Hahaha…baru ngerti nih! Secara daku suka masakan Manado sejak dulu, tapi semenjak rumah makan Manado langganan saya tutup, jadi saya sampai lamaaaa,bertahun-tahun tidak pernah makan masakan Manado. Soalnya harus “selektif” kalau makan masakan Manado di sembarang tempat. Hingga akhirnya tahun ini saya kembali gemar menyantap masakan Manado karena “pengaruh” Mr.Di yang beberapa tahun kerja di Manado. Sedangkan buburnya baru saja saya coba. Hhmmmm…tapi sepertinya masih sedapan bikinan istri kesekiannya anak pejabat tinggi Negara ini deh. Hihihi…udah ah,gak usah ngomongin orang!
Makanan khas daerah lainnya yang saya nikmati di Kafe Kalosi ini adalah : Nasi Bogana, Nasi Langi Jogjakarta dan....hmmm apa lagi ya? Pisang goreng juga gituh....
Saya sangat menikmati 9x breakfast di Hotel Santika Makassar ini....”kasihan” juga deh si “Tuan Rumah” ( Ardian Yunianto )yang entah mengapa gak mau breakfast di kafe langsung...itu yang dia mau sih!