Tuesday, July 7, 2009

[Vietnamese Restaurant] MY HANOI HOUSE


Dari sebulan sebelumnya Tante Vicke udah minta ke saya untuk mencari tempat untuk ibu – ibu arisan dollar berkumpul bulan Juni 2009. Sampai 10 hari waktu yang ditentukan saya masih bingung. Kebanyakan diantara mereka minta lokasi-nya diseputaran : Rawamangun – Kelapa Gading atau yang nggak terlalu jauh dari lokasi tersebut. Awalnya Tante Vicke rekomendasikan resto P yang udah bolak-balik kami kunjungin, makanya saya pikir lebih baik cari tempat yang kita belum pernah. Sekalian nyicip gituh, tujuan utamanya khan arisan – jadi kalau makanan kurang mantap kita gak akan seuring2an saat kelaparan beneran...hehehe..
Jam 10 saya dan nyokap sudah sampai di depan My Hanoi House La Piazza. Akhirnya saya memutuskan untuk memakai resto ini karena kangen makanan Vietnam yang merupakan salah satu makanan favorit saat di NZ. Karena resto belum buka, kami menunggu lebih dari ½ jam. Rata-rata resto disana buka mulai pukul 11 siang. Begitu pintu dibuka kami berdua langsung masuk ke resto tersebut, nggak peduli para petugasnya masih menata meja dan kursi.
Saya memesankan makanan untuk para ibu – ibu sepuh sebelum mereka muncul. Sebenarnya main menu disediakan untuk 1 orang berikut nasi putih, tetapi saya minta main menu-nya ditata di meja dan kami makannya share saja – masing2 diberi nasi putih. Saya informasikan tamu yang datang sekitar 15 orang.
Main menu yang saya pesan, antara lain : Fried Glass Noodle with Seafood (Mien Xao Do Bien) , Perfumed Rice in Claypot Chicken , Sauteed BASIL Chicken (Thit Ga Bam Xao La) , Sauteed Beef Vietnamse Style (Bo Luc Lac) , Deep Fried Young Tofu with Special Herbs Sauce (Oc.Dau Phu Ran Sot Giavi) dan beberapa makanan main menu lainnya. Minumnya???? Ibu – ibu arisan dollar itu khan paling kalap kalau lihat juice, apalagi juice yang racikannya macem – macem , jadinya mereka sih soal yang satu ini agak susah diaturnya ;-)
Untuk taste di resto ini mantap kok, tapi porsinya aku rasakan kurang banyak...hahaha...secara memang kita makan ramai-ramai. Barangkali kalau makannya sesuai dengan yang diatur oleh pihak resto, 1 menu dengan 1 nasi untuk 1 orang memang sudah pas banget. Yang disayangkan hanyalah waiter dan waitress yang melayani kami kurang gesit, atau barangkali bingung menghadapi ibu – ibu yang heboh banget. Maklum aja mereka adalah pensiunan ibu – ibu pejabat yang terbiasa dilayani secara sigap sehingga kalau ada yang sedikit kurang makanya mereka akan protes berat. Tetapi seharusnya memang kita yang muda harus lebih sigap dan cekatan daripada ibu – ibu itu khan?
Setelah makan-makan saya, ibu dan salah satu ibu arisan membayar (karena bulan lalu kami yang mendapat arisan) ke kasir. Lumayan murah, nggak sampai satu juta! Sewaktu – waktu saya berminat deh datang kesini bareng teman atau kalau mau ‘ngeramin’ sendirian juga asyik2 aja ;-D

Sunday, June 28, 2009

Gubug Makan Mang Engking



Cita Rasa Warisan Leluhur Negeri Parahyangan

Sepintas tawaran tempat makan ini seperti tempat makan Sunda lainnya. Menurut tawaran yang tertulis di brosur tempat makan ini : “Nikmati Cita Rasa Masakan Resep Warisan Leluhur Negeri Parahyangan dari Bahan Alami, Hidup, Segar dan Sehat, Sehingga Terjamin Kemurniannya dan Cocok, untuk Lidah Penikmat Rasa.”

Walaupun menyajikan masakan dengan resep warisan leluhur negeri Parahyangan, Gubug Makan Mang Engking justru tidak memiliki cabang di tanah Parahyangan aslinya. Pertama kali dibuka gubug makan ini berlokasi di Yogyakarta. Hingga sekarang telah membuka cabang/berlokasi di Ds.Jamur, Sindangrejo, Minggir – Sleman dan Soragan Castle – Bantul, keduanya di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain di 2 lokasi tersebut, telah dibuka cabang di Taman Rekreasi dan Edukasi Telaga Arwana Cibubur, Danau Salam Kampus UI Depok dan di Ds Bakalan, Duren Sewu, Pandaan – Jawa Timur.

Lokasi-nya memang tidak ada yang berada di Central Business Distric , namun jangan coba – coba datang tanpa reservasi apabila datang pada saat jam makan siang, khususnya pada saat akhir minggu atau hari libur Nasional. Bahkan cabang Taman Edukasi & Rekreasi Telaga Arwana Cibubur yang memiliki gubug utama berkapasitas 200 orang dan 5 gubug lesehan memberi catatan kepada pengunjung untuk menggunakan tempat maksimal 2 jam setelah kita tiba. Gubug makan Mang Engking memang menawarkan kenyamanan bagi keluarga, selain menyajikan menu yang beragam, pengunjung juga dapat menikmati suasana alam seperti di pedesaan. Pengunjung dapat makan sambil memberi makan ke ikan – ikan mas yang berada di empang bawah gubug. Lokasi Cibubur dan UI Depok juga terdapat pemancingan umum. Bahkan jika ingin bercocok tanam, outbond dan mengangon kerbau lokasi yang di Cibubur memfasilitasi-nya. Jadi sambil menunggu hidangan datang atau sambil antri untuk mendapatkan tempat (gubug ataua meja) kosong, maka kita dapat beraktifitas layaknya berada di pedesaan Parahyangan.

‘Gubug Mang Engking’ menyajikan menu andalan Udang Galah dan Ikan Gurame yang diolah secara khas. Juga menyediakan ‘Menu Paket untuk 6 Orang’ yang terdiri dari : Udang Bakar Madu, Udang Goreng, Udang Saus Tiram, Gurame Cobek, Gurame Bakar Kecap, Nasi Putih, Tumis Kangkung, Karedok, Lalapan, Sambel Terasi Dadak, Sambel Tomat. Harga paket tersebut adalah Rp 345.000 ,- tanpa minuman. Jika menambah 3 gelas Es Jeruk dan 3 gelas Es Teh Manis maka harganya menjadi Rp 345.000 ,-

Hingga tanggal 30 May 2009 saya sudah 4 kali menikmati lunch di sini, 2 x di Mang Engking UI Depok (terakhir bulan Maret 2009) dan 2 x di Gubug Mang Engking Cibubur (26 April 2009 saat Mbak Naning – kakak saya berulang tahun dan ulang tahun saya tanggal 27 May, tapi dirayakan tanggal 30 May bersama keluarga). Yang pasti saat ulang tahun tagihan yang diterima adalah diatas satu juta rupiah, karena saya memang booking untuk 25 orang.

(Anna R.Nawaning S – Proud to be Indonesian Food Lover.....) : Bahasa-nya bener gak yak?! ;-D

Tuesday, March 17, 2009

MIETHAI Setiabudi One, Setelah 4 Tahun Berlalu

[Thursday, 12 March 2009] Terima fee dari MarkPlus euuuyyyy! Mayaaaan, jumlahnya 6 digit. Begitu ambil fee di kantor MarkPlus yang sejejer dengan Mall Ambassador daku en Mr.Di mampir makan bakso paket sepuluh ribuan di Mister Bakso mal tersebut. Sekedar ‘ngeganjel’ perut yang sejak pagi belum aku isi dengan makanan. After that...kami ke Setiabudi Building. Nonton Passengers-nya Anne Hathaway amd [atrick Wilson.

Keluar dari theater 2 perut-ku mulai minta diisi lagi. Pilih-pilih resto yang berderet disana, kami-pun menentukan pilihan pada MIETHAI yang menyediakan aneka makanan Thailand.

Thailand food is one of my favorite food, tetapi makan di MIETHAI baru kedua kalinya aku lakukan. Disinilah awal kali aku menggunakan handphone CDMA...hehehe, karena ketika itu baru nerima dari Pak Ardian Yunianto yang kantornya berada di samping gedung tersebut. Setelah itu kami berdua makan di MIETHAI karena saat itu aku lagi pengen banget makanan Thailand. Entah kejadiannya gimana yang jelas ini resto merupakan awal daku makan bareng dengan Mr.Kodok ini (Pertama kali banget sih dinner di Donner Kebab Tunjungan Plaza Surabaya saat Idul Adha tahun 2005].Ngerti resto ini sih karena Tante Nani pernah berniat ntraktir aku disini, tapi sampai sekarang kami belum sempat luch bareng lagi!!!

Menurut Mr.Di yang terbiasa keluar masuk resto hotel berpendapat bahwa harga makanan di sini termasuk standard harga makanan hotel [termasuk dari segi kwalitas khan, Di? Btw hotel bintang berapa en dimana? Bukan hotel melati satu khan?]. Jawaban yang benar : hotel bintang satu di Jogja ;-D

Lantas kami memesan makanan masing – masing. Niatnya sih ingin share, tetapi berhubung daku ingin menikmati Tom Yum tanpa gangguan pihak lain, jadinya kami masing – masing pesannya.

Pakai perbandingan saat pertama kali daku kesini ya?!

Kunjungan Pertama :

Jumlah tamu 2 orang [Daku en Pak Ardian Yunianto]

Tanggal : 27 January 2005 , Jam : “Lunchtime” s/d 16:42 (Haaah, lunch or tea break neh??? Lama amat nongkrongnya? ;-p Gue baru nyadar sekarang.]

Foods :

Tom Yum Seafood @ Rp 39.545 ,-

Ayam Kemangi @ Rp 29.091 ,-

Kangkung Hotplate @ Rp 19.091 ,-

Cumi Panggang @ Rp 34.091 ,-

2 Steam Rice @ Rp 2.727 ,-

Semua makanan kami sharing. Jadi makan sama-sama deh, kecuali Kangkung Hotplate karena daku khan nggak terlalu suka. So pesenan ini merupakan ‘special request’ dari Mr. Kodok, sedangkan Tom Yum Seafood merupakan special request dari-ku.

Harga belum termasuk pajak, Harga berlaku pada saat itu.

Beverages :

[Anna] Lemon Tea @ Rp 9.091 ,- and Milk & Soda @ Rp 9.091 ,-

[Mr.Kodok] Lemon Squash @ Rp 9.091 ,-

Kunjungan Ke-2 :

Jumlah tamu 2 orang [Daku en Mr.Di....]

Tanggal : 12 Maret 2009 , Jam : “Dinnertime” s/d 20:58

Foods and Beverages :#

[Anna] Tom Yam Mie @ Rp 27.700 ,- , Nasi Goreng Balacan @ Rp 19.600 ,- and Ice Tea @ Rp 5000 ,-

[Mr.Di...] Steam Rice @ Rp 3900 ,-, Kakap Asam Manis @ Rp 31.500 ,- and Ice Lemon Squash @ Rp 13.500 ,- (Pesenan minuman Mr.Di and Mr.Kodok kok bisa sama yak? Padahal daku sama sekali tidak mempengaruhi mereka berdua loh...)

# Harga belum termasuk tax & service.

Menu di resto ini dilengkapi dengan bahasa Thailand, bahkan desain resto-nya juga khas Thailand – lengkap dengan foto “orang yang dihormati”. Ternyata (biar gak ada hubungannya) malam saat aku makan dengan Mr.Di, kakak pertamaku dan suaminya beserta Fajar, anak bungsunya bertolak dengan pesawat Garuda pukul 21.00 ke Bangkok Thailand. Tadi mereka cerita ke aku bahwa disana kenyang dengan Tom Yum...so daku bisa dapet bumbu Tom Yum asli dari Thailand....Alhamdulillah mudah-mudahan minggu ini daku bisa masak Tom Yum dengan udang yang ramai berkumpul di sana dan siap kulahap.

Sunday, March 15, 2009

Gumati Sentul - Bogor

Ini ketiga kalinya saya makan di Gumati Resto (9 March 2009), namun pertama kalinya berkunjung ke Gumati yang berlokasi di Sentul. Pertama kali makan menjelang malam di Gumati Bogor bersama Om Ardian Yunianto (12 Februari 2005...wuuuiii 4 taon yang lalu!), kedua kalinya bersama rombongan keluarga di bulan Juni 2005. Haaaah, ternyata sudah 4 tahun berlalu!
Terus terang kesan berkunjung ke Gumati Sentul ini kurang “baik”. Secara lokasi dan venue-nya emang bisa dikasih poin 5 dari scores 5, namun untuk service saya hanya memberi poin 1!!!
Bayangin ajah....begitu sampai lokasi hujan deras. Parkiran sih langsung dapat, tapi kita nggak kebagian meja dan petugas resto nggak ngebantu’in kami mencari meja. Kami menunggu di ruang tunggu/lobby disisi meja bilyard yang tanpa bola dan tongkat.
Mas Tunggal , Mas Yono dan Mbak Rita keliling mencari meja atau saung yang kosong, sementara aku, Sekar, Seno, Fajar. Mbak Wien dan Ibu menanti di ruang tunggu. Karena menunggu terlalu lama kami memesan terlebih dahulu....ah pokoknya pelayanannya nggak memuaskan. Bahkan boleh dikatakan kami tidak dilayani! Live music-nya kelewat gede suaranya sehingga menyulitkan kami berkomunikasi satu sama lain. Beberapa orang terlihat ngibrit menjauh keluar sambil menerima panggilan telepon dan menutup satu telinganya dengan tangan. Bayangin, begitu kami mendapatkan saung...kondisi basah (banjir malah!), aku dan Mbak Rita sampai mengepel dengan tissue tanpa dibantu oleh petugas resto tersebut.
Ayam Gumati yang kami pesan tidak datang. Setelah saya keliling mencari petugas yang bisa ditanya, ternyata dengan santainya dijawab,”Oh kalau nggak diantar berarti habis....” Tolong, lain kali di-inform kalau memang habis, sehingga nggak pada nunggu kelamaan.
Pisang goreng dan Bakso Tahu ala Gumati yang kami pesan juga tidak diantarkan....!! Ampuuun dah, pupus tuh suasana resto ini yang sebenarnya asyik dengan gaya laksana di Bali, lengkap dengan resort dan gallery-nya.
Berkunjung kembali ke Gumati Sentul??? Boleh-lah dicoba lagi, tetapi kalau pelayanan masih sama dengan kemarin....waaah, mendingan ........*speechless.

Tuesday, March 3, 2009

AH Resto, Hotel Formule 1 Cikini

Pulang ngasih laporan dari MarkPlus, aku menelpon Mr.Di yang sejak siang tadi bolak balik sms en miskol ke hape-ku, baik yang XL maupun Fren.

“Loe masih perlu gue dateng ke sana?” tanyaku mengingat hari telah sore. Dengan antusias Mr.Di menyambar,”Oh iya dong. Loe buruan kesini yaa...”

Saat sudah dihadapannya doski cuma cengar-cengir nggak ngerti harus ngapa’in. Deeeuuu...bilang aja loe kangen sama gue! ;-p

“Makan yuk, Di...” ajakku akhirnya. Yang kemudian dia jawab,”Boleh, asal jangan mahal – mahal ya.”

Yup! Emang gak mahal kok, tapi Mr.Di memilih salah satu cafe di Hotel Formule 1 Cikini! Alasannya,”Gue suka suasana tuh hotel, en suka banget sama kolam renangnya yang besar itu.”

Daku manggut – manggut aja karena memang berminat juga suatu saat stay overnight di hotel tersebut. En sekalian konfirmasi soal kolam renang hotel itu, zaman SMP untuk pengambilan nilai ujian renang guru-ku dari SMP Negeri 2 Jakarta senantiasa memilih kolam renang Cikini, dan sepengetahuanku hotel yang baru dibangun ini dahulunya adalah kolam renang tersebut. Kemungkinan kolam renangnya hanya direnovasi menjadi bagian hotel.

Begitu naik tangga di depan gedung Mr.Di langsung menunjukkanku kolam renang tersebut, ternyata perkiraanku benar. Kolam itu masih kolam ketika aku SMP, hanya direnovasi. Kami memandang kolam renang dari atas. Waduh jadi flashback nih,”Di, waktu gue SMP gue sudah “melihat” bahwa kolam ini jadi kolam renang hotel. Zaman gue SMP tuh temen-temen pada pakai baju renang yang model jadul en ada rok penutup pahanya tuh, sementara gue pakai swimsuit yang biasa dipakai samaq model majalah Popular yang benar-benar ngepas body en seksi abiiiss....”

Dengan jahilnya Mr.Di nyeletuk,”Loe pakai yang two piecies atau one piece?”

Yang langsung daku samber,”Sambleng loe, yang one piece gitu aja semua orang disini udah pada ngelihatin gue dengan takjubnya, Temen2 gue komentar katanya baju renang gue sih gak masalah kalau makainya di kolam renang hotel en bukan di kolam renang umum seperti waktu itu. Eeeehh...ternyata nih kolam renang beneran jadi kolam renang hotel. Gue bener2 nggak ngira....”

Malam itu, 24 Februari 2009 kami dinner di AH yang berada di lokasi hotel tersebut. Gak jadi di cafe yang diajukan Mr.Di karena cafe tersebut nggak menyediakan makanan berat, sementara daku udah kelaperan. Daku pesan Super Fried Rice and Sofdrink Cola, sedangkan Mr.Di memesan paket Nasi Ayam Rica – Rica plus telor ceplok dan es teh tawar-nya en tambahan dia pesan Root Beer. Pesanan Mr.Di lebih dahulu datang. Daku mencicipi Ayam Rica Rica yang sempat daku komentari “mirip ayam di gudeg,Di.”, sedangkan Mr.Di mengatakan bahwa Ayam Rica Rica-nya termasuk pedas seperti di Menado (Iye, die mah sempet 4 taon kerja di Menado jadi ngerti tingkat ketepatan rasa makanan khas daerah itu.)

Makanan ludes dalam sekejap. Kita masih asyik mengobrol, membahas hotel, restaurants dan ....masalah pribadi – about our dreams,our future. Hihihi...kemarin di kantor nyaris ada yang nyebar gosip tentang kedekatan kami. (Cuek aja, Di....gue mah udah gak mempan sama gosip!)

Sebagai penutup kami memesan Root Beer Float and Ice Cream Soda Coklat. Pesan Tiramisu tapi not available. Kami menikmati suasana hingga nyaris jam 22. Menikmati suasana, karena memang itu yang diingini Di di tempat ini. Soal makanan sih barangkali pada kondisi ‘tanggal tiris’ seperti ini Mr.Di lebih memilih makanan murah meriah. Barangkali gorengan di pinggir jalan...hiihiihi....peace, Di. So dalam seminggu ini kami berdua sudah menikmati waktu dinner di Starbucks Margo City Depok (18.02.09), Hoka Hoka Bento Menteng dan Bubur Ayam Cikini. Yang di Star Bucks lantaran Diyat dapat voucher dari Radio Delta FM sedangkan di HokBen Menteng lantaran daku kalah taruhan...